Energi listrik merupakan salah satu dari sekian banyak energi yang memegang peranan penting dalam kehidupan. Bahkan manusia menjadikan energi listrik sebagai kebutuhan pokok setelah pangan, sandang dan papan. Hal itu dikarenakan peranan listrik sangat penting dalam menompang segala sendi kehidupan.
Penggunaan energi listrik di dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sementara itu, suplai energi listrik yang bersumber dari minyak bumi, gas bumi, dan batu bara memiliki keterbatasan. Hal ini dikarenakan bahan-bahan tersebut bersifat tidak dapat diperbaharui. Walaupun di sisi lainnya banyak sumber-sumber energi listrik seperti tenaga surya, angin, aliran air dan lain-lain. Namun semua itu belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Banyak sumber-sumber listrik yang dapat diperbaharui dan ramah linkungan salah satunya adalah kentang. Kentang (Solanum tuberosum) adalah salah satu jenis umbi-umbian yang merupakan salah satu larutan elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Adanya listrik pada kentang dapat diamati melalui menyalanya lampu LED (Light Emitting Diode) ketika dihubungkan pada kentang.
Kentang dapat menjadi elektrolit karena kentang mengandung garam dan air. Garam apabila bereaksi dengan air akan menjadi larutan garam yang dapat menghasilkan listrik atau disebut dengan larutan elektrolit. Berikut ini laporan percobaan membuat baterai dari kentang.
Lampu tersebut dapat menyala karena adanya arus listrik yang mengalir. Seperti halnya baterai lampu senter, kentang dan lempengan-lempengan itu pun menghasilkan arus listrik walaupun sangat lemah. Getah kentang memengaruhi logam-logam itu secara kimiawi layaknya larutan elektrolit dalam aki. Oleh karena itu, susunan seperti ini disebut elemen galvani, karena yang pertama kali mengamati proses ini dalam eksperimen ialah seorang dokter Itali bernama Galvani.
Tanpa elektroda kentang tidak dapat menghidupkan lampu, walaupun kentang telah diketahui dapat menghasilkan arus listrik. arus listrik dapat dihantarkan melalui seng (katoda) dan tembaga (anoda). Meskipun baterai kentang ini dapat dimanfaatkan layaknya baterai biasa, tetapi baterai kentang memiliki kelemahan dibandingkan baterai biasa. Baterai kentang hanya bertahan paling lama satu hari, bila baterai kentang dibiarkan beberapa hari, maka kentang akan membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap.
Penggunaan energi listrik di dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sementara itu, suplai energi listrik yang bersumber dari minyak bumi, gas bumi, dan batu bara memiliki keterbatasan. Hal ini dikarenakan bahan-bahan tersebut bersifat tidak dapat diperbaharui. Walaupun di sisi lainnya banyak sumber-sumber energi listrik seperti tenaga surya, angin, aliran air dan lain-lain. Namun semua itu belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Banyak sumber-sumber listrik yang dapat diperbaharui dan ramah linkungan salah satunya adalah kentang. Kentang (Solanum tuberosum) adalah salah satu jenis umbi-umbian yang merupakan salah satu larutan elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Adanya listrik pada kentang dapat diamati melalui menyalanya lampu LED (Light Emitting Diode) ketika dihubungkan pada kentang.
Kentang dapat menjadi elektrolit karena kentang mengandung garam dan air. Garam apabila bereaksi dengan air akan menjadi larutan garam yang dapat menghasilkan listrik atau disebut dengan larutan elektrolit. Berikut ini laporan percobaan membuat baterai dari kentang.
Laporan Kegiatan Percobaan Baterai Kentang | |||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Tujuan Percobaan | : | Mengidentifikasi cara menghasilkan energi listrik | |||||||||||||||||||||
Alat dan bahan | : |
| |||||||||||||||||||||
Langkah-langkah | : | Langkah-langkah Percobaan:
| |||||||||||||||||||||
Hasil Percobaan | : |
| |||||||||||||||||||||
Kesimpulan | : |
Tanpa elektroda kentang tidak dapat menghidupkan lampu, walaupun kentang telah diketahui dapat menghasilkan arus listrik. arus listrik dapat dihantarkan melalui seng (katoda) dan tembaga (anoda). Meskipun baterai kentang ini dapat dimanfaatkan layaknya baterai biasa, tetapi baterai kentang memiliki kelemahan dibandingkan baterai biasa. Baterai kentang hanya bertahan paling lama satu hari, bila baterai kentang dibiarkan beberapa hari, maka kentang akan membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap.