Selasa, 14 April 2020

Contoh Kata Baku dan Kata Tidak Baku dalam Bahasa Indonesia

Mantan KA UPTD

Penjelasan mengenai Kata Baku dan Kata Tidak Baku dalam bahasa Indonesia disertai contoh dan  alasan ketidakbakuannya.

Kata baku adalah kata yang secara formal dan sah diakui sebagai kata dalam bahasa Indonesia. Kata tidak baku adalah kata yang karena kekhilafan penggunanya digunakan untuk menggantikan kata baku dalam ragam tidak resmi. Kata baku juga muncul karena disesuaikan dengan ragam pecakapannya.


Lebih mudah lagi, untuk mengetahui kebakuan sebuah kata dapat kita lihat contohnya dalam kamus. Jika dalam kamus ada kata tersebut berarti merupakan kata baku. Sementara jika ada penjelasan sebagai ragam percakapan, maka contoh kata tersebut bukan kata baku.

Kata baku dan kata tidak baku juga muncul dalam penuturan bahasa Indonesia karena ketidaksempurnaan penyerapan. Khusunya karena adanya faktor penutur sebagai dwibahasawan yang tanggung. Maksudnya, penutur bahasa Indonesia juga memahami bahasa asal yang menjadi sumber serapan istilah bahasa Indoensia.

Ketidaksempurnaan pemahaman bahasa ini muncul dari penutur bahasa Indenesia  yang sekaligus memahami bahasa Arab dan bahasa Inggris.

Contoh Kata Baku dan Kata Tidak Baku karena kesalahan Penggunaan Huruf I dan E.

Kata baku:
Praktik
Apotek
Atlet
Antre

Jadi, ketika ditulis praktek, apotik, atlit, dan antri makan tulisan tersebut adalah penulisan kata yang tidak baku.

Contoh kata baku dan tidak baku karena kesalahan penulisan huruf kapital.

Kata Baku:
dokter (huruf d kecil)
Indonesia (huruf I harus selalau besar)

Jadi, ketika ditulis dalam kalimat pergi ke Dokter, adalah tidak baku. Begitu pula dengan kalimat, Aku cinta indonesia tidak baku karena menggunakan huruf kecil.


Contoh kata baku dan tidak baku karena kesalahan penulisan gabung.

Kata Baku:
Pascasarjana
Pascabanjir
Malapraktik
Malapetaka
Antibiotik
Antiamerika
Anti-Amerika
Non-Blok
Nonteknis
Non-Teknis
Antarsuporter
Antar-suporter

Jadi, penulisan fonem pasca-, mala-, anti-, non-, dan antar- harus digabung dengan kata yang dilekati. Jika ingin memperjelas, bisa digunakan tanda hubung di antar keduanya seperti pada kata Non-Blok dan non-teknis.

Adapun penulisan yang tidak baku adalah sebagai berikut:

Pasca banjir
Malpraktik
Anti Amerika
Non teknis
Antar suporter

Contoh kata baku dan tidak baku karena kesalahan penggunaan tanda baca.

Kata Baku
Jumat
Doa
Jamaah
Ulama
Isya
Assalamualaikum

Kata-kata di atas sering kali ditulis Jum’at; Do’a; dan Jama’ah; Ulama’; isya’; assalamu’alaikum. Penggunaan tanda baca apostrof justru salah sehingga penulisannya tidak baku. Yang baku adalah penulisan tanpa tanda baca tersebut.

Contoh kata baku dan tidak baku karena memaksakan pelafalan kata bahasa asalnya. Hal ini banyak pada kata yang diserap dari bahasa Arab:

Kata Baku
Azan
zuhur
Magrib
Subuh
Salat
Sedekah
Selawat
Ramadan
Pikir
Ustaz

Acapkali penulisan kata di atas ditulis begini:
Adzan;
Dzuhur; dhuhur
Maghrib
Shubuh
Sholat; Shalat; Solat
Sodakoh; Sodaqoh
Shalawat; Sholawat
Ramadhan; Ramadlan; Romadlon; Romadhon
Fikir
Ustad; Ustadz

Variasai penulisan ini adalah penulisan kata yang tidak baku. Hal ini muncul karena penutur bahasa Indonesia mencoba menulis dengan kaidah pembacaan dalam bahasa Arab sebagai bahasa sumber penyerapan istilah yang sudah diindonesiakan. Padahal bahasa Indonesia sudah menyerapnya dengan proses penyerapan dan adaptasi yang disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.

Yang perlu mendapat catatan lebih mengenai kategori kata baku dan tidak baku yang berkaitan dengan bahasa Arab ini adalah kata pikir. Dalam bahasa Indonesia yang baku adalah pikir pakai huruf p. Sementara yang memakai huruf tidak baku. Sementara kata fakir yang biasanya dirangkai dengan miskin yang baku adalah pakai f.


Masih berkaitan dengan penyerapan dari bahasa Arab, ada pula penulisan kata yang tidak baku tetapi jamak dilakukan. Hal ini terutama yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dalam bentuk rangkaian atau kata bentukan. Berikut ini daftar kata bentukan serapan dari bahasa Arab:

Kata Baku
Assalamualaikum
Amirulmukminin
Idulfitri
Iduladha

Kata-kata di atas sering, bahkan cenderung banyak yang ditulis dalam bentuk yang salah yaitu dengan penggunaan spasi di antara kata-kata tersebut. Menjadi Assalamu alaikum; Amirul Mukminin; Idul Fitri; dan Idul Adha. Padahal penulisan yang menggunakan spasi ini adalah penulisan yang salah. Karena salah berarti tidak baku. Bisa dicek di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Ada contoh kata yang masih belum dijelaskan dalam postingan ini? Silahkan posting melalui komentar jika ingin bertanya.


Selamat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar! Salam!